tchf

Zero Spread Account

Sunday, October 19, 2014

Seni Membaca Harga

Menyadur tulisan bersambung dari tutorial archive di lemurianfx.com berikut saya file kan untuk pembelajaran saya pribadi dari tulisan Kang Gun



Menganalisa pergerakan harga sebenarnya pekerjaan yang gampang-gampang susah menurut saya sih. Di lihat sepintas pekerjaan ini terlihat mudah dan gampang dikerjakan, tetapi ketika dilakukan mulai deh kerasa bahwa menganalisa itu ternyata tidak segampang yang terlihat. Apalagi ketika kita mulai mengaplikasikan hasil analisa tersebut secara langsung, Penyimpangan sedikit saja di realita dapat menyebabkan kita mulai meragukan hasil analisa yang kita lakukan. Padahal kalau kita mau berpikir sedikit logis saja, maka penyimpangan yang terjadi di realita itu adalah hal wajar. Selama penyimpangan yang terjadi itu masih berada dalam batas-batas yang bisa kita tolerir. Itulah mengapa di awal, saya bilang pekerjaan ini adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah.

Harga secara sederhana terbentuk sebagai hasil kesepakatan antara pihak yang menawarkan dan pihak yang mengambil penawaran tersebut. Ada dua pihak yang terlibat lah dalam proses terbentuknya harga ini, bahasa kampungnya ada penjual yang nawarin barang dengan nilai penawaran tertentu dan ada pembeli yang menyepakati nilai yang ditawarkan si penjual tadi. Ketika mereka sepakat, maka terjadilah transaksi antara penjual dan pembeli ini. Nah, nilai penawaran yang disepakati dalam transaksi inilah yang kemudian diartikan sebagai harga.

Nah, begitu juga dengan jual-beli atau tukar-menukar mata uang. Tukar-menukar mata uang ini terjadi antara sebuah bank yang menawarkan mata uang tertentu dan sebuah bank yang mengambil penawaran tersebut. Misalnya neh, Bank A menawarkan mata uang usd yang dimilikinya sebanyak $1.000.000 untuk ditukar dengan mata uang jpy dengan nilai penawaran 110 usd/jpy. Bank B katakanlah lagi pengen banget punya mata uang usd dan kebetulan Bank B punya mata uang jpy. Nah, ketika Bank B menerima (menyetujui atau menyepakati) penawaran yang ditawarkan Bank A maka terjadilah transaksi antara Bank A dan Bank B. Nah, saat transaksi terjadi maka Bank B akan menerima mata uang sebanyak $1.000.0000 dan Bank A akan menerima mata uang jpy sebanyak 110 usd/jpy dikalikan $1.000.000 atau sama dengan 110.000.000 Yen. Nah, nilai penawaran yang ditransaksikan tadi itulah yang kemudian menjadi harga atau nilai tukar antara mata uang usd dan jpy, yaitu sebesar 110 usd/jpy.

Patokan nilai tukar mata uang yang digunakan saat ini adalah nilai tukar yang berasal dari Interbank Market. Interbank Market ini cuman istilah doang lah, istilah untuk tempat dimana proses jual-beli atau tukar-menukar mata uang antar bank berlangsung. Jangan dipikir Interbank Market ini seperti pasar tradisional yah? Berbeda, sangat berbeda tempatnya. Interbank Market ini selalu bersih dan gak ada bau busuk tercium kalau kita kesana. Interbank Market ini sebenarnya hanyalah seperangkat program yang terhubung keseluruh bank yang bergabung di jaringan Interbank Market tersebut. Ada banyak jaringan Interbank Market yang saat ini beroperasi antara lain: Reuters, Bloomberg, EBS dan lain sebagainya.

Nah, melalui jaringan komunikasi Interbank Market inilah bank-bank yang memiliki mata uang tertentu dapat mempublikasikan penawarannya. Penawaran mata uang tersebut kemudian akan tampil diseluruh jaringan komputer Interbank Market, sehingga bank-bank yang membutuhkan mata uang tertentu dapat melihat penawaran yang ditawarkan tersebut. Dengan sistem jaringan elektronis yang disediakan Interbank Market ini, maka proses tukar-menukar mata uang antar bank yang tersebar di seluruh dunia menjadi lebih mudah dan berlangsung real time, meskipun delivery mata uang fisiknya diterima maksimal dua hari kemudian.

Jadi nilai tukar mata uang yang selama ini kita lihat ditampilkan bank-bank yang seringkali kita kunjungi, sebenarnya mengikuti nilai tukar yang terbentuk di Interbank Market. Bank-bank tersebut tidak menentukan sendiri nilai tukar mata uang atau kurs yang ditawarkan ke client-client nya, tetapi menggunakan patokan nilai tukar mata uang yang terbentuk di Interbank Market untuk menentukan nilai kurs nya masing-masing. Itulah mengapa kurs atau nilai tukar yang ditawarkan bank-bank untuk nasabahnya selalu sedikit lebih tinggi selisihnya dari kurs atau nilai tukar yang terbentuk di Interbank Market, karena bagaimanapun juga bank-bank tersebut akan mengambil keuntungan dari layanan penukaran mata uang yang dilakukannya.

(Seni Membaca Harga (Bagian 1)) linknya disini
------------------
Perubahan nilai tukar mata uang yang terjadi di Interbank Market sangat fluktuatif sekali. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat kebutuhan mata uang oleh bank-bank di seluruh dunia. Fluktuasi inilah yang membuka peluang bisnis di perdagangan mata uang. Logika nya sederhana, terjadinya perbedaan nilai tukar dari waktu ke waktu tentunya akan menyebabkan adanya selisih nilai tukar. Nah, jika selisih perbedaan nilai tukarnya positif maka mata uang yang kita miliki tentunya akan memiliki nilai lebih tinggi dan sebaliknya jika selisih perbedaan nilai tukarnya negatif maka mata uang yang kita miliki nilainya akan lebih rendah.

Contoh gampangnya gini deh. Katakanlah saya punya mata uang rupiah sebesar 12 milyar rupiah, lalu kurs atau nilai tukar usd/idr hari ini adalah 12.000. Misalkan hari ini saya menukarkan mata uang rupiah ke usd dengan kurs 12.000 maka saya akan memperoleh mata uang usd sebanyak 1 juta dollar. Lalu katakanlah besoknya kurs usd/idr menjadi 13.000, nah jika saya menukarkan mata uang dollar saya yang sebanyak 1 juta dollar ke mata uang rupiah maka saya akan memiliki uang sebanyak 13 milyar rupiah. Artinya ada selisih positif sebesar 1 milyar rupiah dengan naiknya kurs atau nilai tukar usd/idr. Sebaliknya jika besoknya ternyata kurs usd/idr menjadi 11.000, maka jika saya menukarkan uang 1 juta dollar tersebut ke mata uang rupiah artinya saya akan mendapatkan selisih negatif karena mata uang rupiah yang saya dapatkan menjadi hanya 11 milyar rupiah. Ada selisih negatif sebesar 1 milyar dikarenakan turunnya nilai kurs usd/idr.

Nah dengan terjadinya perubahan kurs atau nilai tukar ini, maka disana ada peluang untuk mendapatkan selisih lah dan ini berarti ada peluang untuk mendapatkan keuntungan di sana. Keberadaan peluang untuk mendapatkan untung inilah yang menjadikan perdagangan mata uang menjadi sebuah bisnis. Dan perubahan kurs atau nilai tukar yang sangat fluktuatif, justru semakin meningkatkan ketertarikan orang untuk memanfaatkan peluang tersebut, karena itu berarti bahwa potensi terjadinya selisih kurs semakin besar. Inilah salah satu alasan mengapa bisnis perdagangan mata uang menjadi begitu menarik. Dan bahkan bank-bank pun selain melakukan tukar-menukar mata uang untuk melayani kebutuhan nasabah-nasabahnya, juga seringkali ikut memanfaatkan perubahan kurs ini untuk meningkatkan keuntungannya.

Bisnis perdagangan mata uang adalah salah satu bisnis dengan perputaran uang terbesar saat ini. Pemain utama di bisnis ini tentu saja adalah bank-bank besar yang tergabung di dalam Interbank Market yang melayani dan menfasilitasi proses tukar-menukar mata uang antar bank diseluruh dunia. Naik-Turunnya nilai tukar mata uang yang menjadi patokan seluruh bank-bank di dunia tergantung transaksi-transaksi tukar-menukar mata uang di Interbank Market. Sederhananya, berapapun nilai tukar yang ditransaksikan di Interbank Market saat itu, maka nilai tukar atau kurs itulah yang akan menjadi patokan.

Nah, sampai disini kita ‘ngeh sekarang lah bahwa kurs atau nilai tukar mata uang yang kita lihat di chart, yang selama ini kita gunakan sebagai data untuk analisa sebenarnya adalah data yang berasal dari transaksi-transaksi tukar-menukar mata uang yang terjadi di Interbank Market. Data transaksi inilah salah satu produk dari sistem jaringan di Interbank Market. Bank-bank yang tergabung di Interbank Market memiliki data ini yang diberikan oleh Interbank Market secara real time. Nah, bank-bank yang tergabung di Interbank Market ini kan memiliki nasabah-nasabah yang bukan hanya sifatnya personal tapi juga fund company, brokers dan lain sebagainya. Broker sebagai perantara yang bekerjasama dengan bank, menggunakan data kurs ini untuk melayani bisnis perdagangan mata uang online. Contohnya broker yang anda gunakan saat ini lah, jika broker yang anda gunakan adalah broker yang terdaftar dan memiliki izin maka broker tersebut pastinya menginduk ke sebuah atau beberapa bank tertentu.

(Seni Membaca Harga (Bagian 2)) linknya disini
-------------------


Sekarang kita akan melihat sedikit lebih dalam tentang bagaimana proses berlangsungnya transaksi tukar-menukar mata uang di Interbank Market. Seperti telah saya singgung sedikit di atas, proses perdagangan mata uang di Interbank Market hampir-hampir mirip lah dengan apa yang terjadi di pasar tradisonal. Hanya bedanya, di Interbank Market antara bank yang ingin saling bertukar mata uang tidak melakukan proses tawar-menawar dengan mengadu mulut seperti pembeli dan penjual di pasar tradisional lah.

Di Interbank Market gak ada namanya istilah ‘menawar’ dengan beradu mulut lah, tetapi para penjual atau para pemilik mata uang yang ingin menukarkan mata uang yang dimilikinya akan membuat penawaran dan menampilkannya di sistem jaringan komputer Interbank Market. Penawaran ini lengkap dengan jumlah atau nominal mata uang yang ingin ditukarkan dan di nilai tukar berapa mereka menawarkannya.

Nah, Interbank Market ini kan anggotanya banyak banget dan bank yang ingin menawarkan atau menukarkan mata uang yang dimilikinya juga banyak, maka Nilai Penawaran yang tampil di jaringan komputer Interbank Market juga sangat banyak. Nilai penawaran yang ditampilkan terdiri dari beragam mata uang, jumlah dan nilai tukar yang ditawarkan yang berasal dari bank-bank yang berbeda. Nah, bank-bank yang membutuhkan mata uang tertentu dengan tampilan penawaran ini akan termudahkan, karena bank-bank ini tinggal mencari penawaran mata uang yang dibutuhkannya dan melakukan transaksi dengan yang menawarkan tersebut jika nilai tukar dan jumlah mata uang yang dibutuhkannya sesuai dan disepakatinya.

Ketika sebuah bank yang membutuhkan mata uang tertentu menemukan penawaran yang disepakatinya lalu terjadi transaksi pada nilai tukar yang ditawarkan, maka saat itu juga nilai tukar mata uang yang ditransaksikan tersebut akan menjadi patokan di Interbank Market. Ketika nilai tukar tersebut menjadi patokan di Interbank Market, maka seketika itu tampilan nilai tukar patokan pasangan mata uang tertentu yang ada di jaringan komputer Interbank Market akan berubah.

Sekarang bayangkan, transaksi yang terjadi di Interbank Market itu hitungannya bukan menit lagi tetapi dalam per detiknya bisa terjadi puluhan bahkan ratusan transaksi. Artinya nilai tukar patokan pasangan mata uang tertentu di Interbank Market juga akan berubah secepat transaksi demi transaksi yang terjadi saat itu. Itulah sebabnya kenapa ketika kita mengamati data nilai tukar mata uang tertentu di broker yang kita gunakan, kita melihat harga atau nilai tukarnya berubah-ubah setiap saat.

(Seni Membaca Harga (Bagian 3))linknya disini
--------------------
Dengan mengetahui uraian sederhana tentang proses transaksi yang terjadi di Interbank Market tadi, sekarang setidaknya kita sudah punya gambaran bahwa yang memegang peranan penting dalam proses transaksi tersebut adalah Nilai Penawaran yang ditawarkan di Interbank Market. Bank-bank yang mebutuhkan mata uang dan mencarinya di Interbank Market, tentunya akan mencari nilai penawaran – nilai penawaran yang sesuai dengan kebutuhannya dan tentu saja nilai tukar yang ditawarkan juga sesuai dengan kemampuannya atau bank tersebut bisa menerimanya lah.

Tanpa bermaksud menampik peran minat pelaku pasar dalam proses terjadinya sebuah transaksi di Interbank Market, saya melihat bahwa nilai penawaran yang ditawarkan di Interbank Market inilah yang sesungguhnya memegang kendali dalam mengarahkan kemana nilai tukar atau harga akan bergerak. Logikanya, seberapa besarpun minat pelaku pasar yang membutuhkan mata uang tertentu, maka tetap bank-bank tersebut harus melihat nilai penawaran yang ada atau ‘bermain’ dengan nilai penawaran.

Sederhananya begini, misalkan ada Bank A yang membutuhkan USD dan memiliki JPY dalam jumlah besar berniat atau ingin menukarkan mata uang JPY nya menjadi mata uang USD. Langkah pertama yang dilakukan si Bank A ini kan tentunya melihat nilai penawaran di Interbank Market. Bank A akan mencari penawaran yang menawarkan USD untuk ditukarkan dengan JPY tentunya. Di Interbank Market itu yang menawarkan USD nya untuk ditukarkan dengan JPY pastinya sangatlah banyak.

Nah, si Bank A tentunya harus memilih penawaran mana yang akan diambilnya, dan logika paling simplenya si Bank A pasti memilih penawaran yang menguntungkannya. Penawaran yang paling menguntungkan untuk si Bank A tentunya yang nilai tukar USD/JPY nya paling rendah. Nah, jika Bank A setuju dan mau menerima nilai penawaran yang termurah tadi, maka tentunya akan terjadilah transaksi tukar menukar mata uang antara Bank A dan bank yang menawarkan termurah tadi.

Dari sini terlihat bahwa nilai penawaran memiliki kemampuan untuk mengendalikan pergerakan nilai tukar pasangan mata uang tertentu. Dan bukan rahasia lagi bahwa bank-bank yang ada di Interbank Market itu saling berusaha untuk mengendalikan nilai tukar pasangan mata uang tertentu, menggunakan atau bermain-main dengan nilai penawaran – nilai penawaran yang ditawarkannya di Interbank Market.

Dengan pemahaman ini, maka sekarang kita paham bahwa nilai tukar pasangan mata uang tertentu yang tampil di chart kita atau saya seringkali menyebutnya sebagai ‘harga’, sebenarnya adalah nilai penawaran yang disepakati atau diterima oleh pelaku pasar lain saat itu di Interbank Market. Artinya di atas atau di bawah harga saat ini sebenarnya masih ada nilai-nilai penawaran yang belum disepakati dan mungkin saja kemudian akan ada pelaku pasar yang menyepakati atau menerima nilai penawaran itu.

Dan ketika harga terbentuk di chart kita maka kita juga tahu bahwa harga tersebut adalah nilai penawaran terbaik atau yang paling menguntungkan saat itu bagi si pelaku pasar yang mengambilnya. Karena kita tahu bahwa pelaku pasar yang mengambil atau menerima nilai penawaran yang ditawarkan akan mengambil nilai penawaran yang paling menguntungkan baginya saat itu.

(Seni Membaca Harga (Bagian 4)) linknya disini
----------------

Hal yang sedikit penting untuk diketahui tentang transaksi yang terjadi di Interbank Market adalah bahwa pihak yang mengambil atau menyepakati nilai penawaran yang ditawarkan di Interbank Market, artinya menyepakati transaksi untuk seluruh jumlah mata uang dengan nilai tukar yang ditawarkan. Jadi tidak ada istilahnya nyicil lah. Misal Bank A menawarkan mata uang USD nya sebanyak $1 juta untuk ditukarkan dengan mata uang JPY pada nilai tukar 102 USD/JPY. Lalu katakan ada Bank B yang punya JPY setuju dengan nilai tukar tersebut, tapi cuman pengen nukerin senilai $500.000 dari $1 juta yang ditawarkan. Nah, ini tidak bisa dilakukan di Interbank Market karena ada regulasi yang mengaturnya lah. Jadi pihak yang akan mengambil nilai penawaran yang ditawarkan di Interbank Market, harus menyepakati seluruh jumlah mata uang dan nilai tukar yang ditawarkan.

Sekarang kita akan mencoba sedikit berimaginasi. Anda semua pastinya sudah pernah melihat data harga di chart kan? Nah, jika kita amati dengan seksama maka kita akan menemukan bahwa harga itu seolah-olah bergerak dalam arah yang bergantian dari waktu ke waktu. Sekarang naik selama berjam-jam, lalu kemudian mencapai harga tertinggi tertentu kemudian bergerak turun kembali dan berlangsung berjam-jam. Setelah mencapai harga terendah tertentu kemudian harga itu terlihat kembali bergerak naik. Waktunya bervariasi lah, kadang berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu tapi juga ada yang hanya beberapa menit.

Ketika kita melihat kenyataan ini maka pertanyaan kita tentunya adalah, mengapa harga setelah mencapai harga tertinggi tersebut lalu bergerak turun? Atau mengapa harga setelah mencapai titik terendah tersebut lalu bergerak naik?. Di luaran sana anda akan menemukan jawaban yang sangat banyak mengapa hal ini bisa terjadi, dari jawaban yang sangat ilmiah sampai jawaban yang berbau klenik pun ada. Gak percaya? Searching aja deh.

Sekarang kita akan coba jawab pertanyaan tersebut dengan apa yang sudah kita pahami mengenai proses transaksi di Interbank Market. Ingat, harga terbentuk karena terjadinya transaksi di Interbank Market. Artinya harga terbentuk saat ada bank yang menyepakati nilai penawaran yang ditawarkan saat itu, pada nilai tukar yang sesuai atau sama dengan harga yang terbentuk lah. Tetapi berapa jumlah mata uang yang ditransaksikan kita gak tahu. Nah, mengapa Bank yang menyepakati nilai penawaran tersebut memilih nilai penawaran tersebut kita tidak tahu alasannya, tetapi kita tahu bahwa nilai tukar tersebut adalah nilai tukar yang paling menguntungkan bagi Bank tersebut di saat itu.

Sekarang saya ulangi, harga terbentuk karena adanya transaksi di Interbank Market. Transaksi terjadi karena ada bank yang menyepakati sebuah nilai penawaran yang ditawarkan saat itu. Dan kita tahu bahwa saat itu juga ada nilai penawaran yang ditawarkan di atas dan di bawah nilai penawaran yang disepakati tersebut. Nah, harga yang ditransaksikan ini akan menjadi harga tertinggi jika setelah transaksi tersebut terjadi, tidak ada lagi nilai penawaran yang ditawarkan di atas harga tertinggi tadi yang disepakati atau diterima oleh bank-bank yang ada di Interbank Market. Atau harga yang ditransaksikan tadi akan menjadi harga terendah jika setelah transaksi tersebut terjadi, tidak ada lagi nilai penawaran yang ditawarkan di bawah harga terendah tadi yang diterima atau disepakati lah.

Dari pendekatan proses transaksi yang terjadi di Interbank Market maka sekarang kita tahu bahwa Harga Tertinggi (Highest Price) terbentuk karena tidak ada lagi bank-bank yang mau menyepakati nilai penawaran yang ditawarkan di atas harga tertinggi tersebut. Sebaliknya Harga Terendah (Lowest Price) terbentuk karena tidak ada lagi bank-bank yang mau menerima atau menyepakati nilai penawaran yang ditawarkan di bawah harga terendah tersebut.

Nah, pertanyaan lanjutannya sekarang. Kok bisa seluruh bank-bank yang ada di Interbank Market, semuanya sepakat tidak mau menerima atau menyepakati nilai penawaran yang ditawarkan di atas harga tertinggi atau di bawah harga terendah tersebut?. Logikanya kan setiap bank punya kepentingan dan kebutuhannya masing-masing. Lha kok bisa barengan begitu sepakatnya?. Logikanya sederhana, pasti ada sesuatu yang membuat seluruh bank-bank yang ada di interbank Market saat itu beranggapan bahwa nilai penawaran yang ditawarkan di atas harga tertinggi saat itu sudah tidak layak untuk disepakati atau nilai penawaran yang ditawarkan di bawah harga terendah saat itu sudah tidak layak untuk disepakati.

(Seni Membaca Harga (Bagian 5)) linknya disini
____

Bersambung.................


Tuesday, October 14, 2014

Minat dan Nilai Penawaran

Kita tidak tahu kemana dan sampai dimana harga akan bergerak. Kita hanya bisa membuat beberapa asumsi strategi kemana dan sampai dimana harga akan bergerak. Asumsi muncul karena adanya pengamatan dan analisa yang dilakukan terhadap pergerakan harga sebelumnya.

Harga bergerak karena adanya MINAT dari PELAKU PASAR terhadap NILAI YANG DITAWARKAN. 

Jika MINAT seller tinggi, maka harga akan selalu membentuk harga terendah yang baru. Jika MINAT buyer rendah, maka ditemui batas-batas harga tertinggi yang nilainya selalu menurun.
Jika MINAT buyer tinggi, maka harga akan selalu membentuk harga tertinggi yang baru. Jika MINAT seller rendah, maka akan ditemui batas-batas harga terendah yang nilainya semakin lama semakin naik.
dan
Jika MINAT buyer dan seller seimbang, maka harga akan bergerak datar dengan batas harga tertinggi dan terendah yang CENDERUNG SAMA.

Mengetahui nilai tertinggi dan harga terendah atau dengan kata lain MEMETAKAN RENTANG NILAI PENAWARAN adalah langkah awal dalam menganalisa.
Mengapa?
Karena kita tidak tahu MINAT PELAKU PASAR yang akan terjadi berikutnya, kita hanya tahu jika harga telah bergerak.

Langkah kedua adalah mengamati bagaimana nilai hi dan lo yang telah terbentuk untuk mengetahui siapa yang dominan dalam melakukan transaksi.
Jika hi semakin tinggi dan lo semakin tinggi, maka buyer dominan
Jika lo semakin rendah dan hi semakin rendah, maka seller dominan

Menentukan siapa yang dominan adalah hal yang teramat penting.
Mengapa?
Harga bergerak karena adanya transaksi-transaksi yang dilakukan para pelaku pasar. Kemana kecenderungan arah pergerakan harga tergantung sepenuhnya pada akumulasi transaksi-transaksi yang mendominasi pada saat pelaku pasar bertransaksi di pasar mata uang.

Transaksi adalah sesuatu proses tawar menawar yang dilakukan lebih dari 1 orang, 1 instansi, 1 bank dan lain-lain. Jika dalam pasar mata uang, transaksi dilakukan oleh buyer dan seller. Transaksi selalu terjadi di pasar forex, walaupun harga bergerak 1 pips, disitu telah terjadi transaksi. Karena namanya transaksi, maka logis jika harganya tidak dalam satu arah, melainkan dua arah. Para pelaku pasar bergantian melakukan transaksi tergantung dengan seberapa dominan pelaku pasar yang dominan, sehingga harga dalam chart tidak bergerak dalam satu garis lurus.

Kembali ke NILAI PENAWARAN
Transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasarpasti memiliki hitungan-hitungan tertentu agar tidak rugi, karena pelaku pasar meakukan transaksi perdagangannya menggunakan prinsip ekonomi, BELI DIHARGA TERENDAH dan JUAL DIHARGA TERTINGGI.

Anehnya
HARGA TERENDAH DAN HARGA TERTINGGI ini nilainya selalu berubah mengikuti MINAT dari pelaku pasar itu sendiri. Karena itu, sekali lagi mengikuti RENTANG NILAI PENAWARAN ITU TERAMAT PENTING. 
Dari mengetahui RENTANG NILAI PENAWARAN kita jadi mudah mengukur MINAT selanjutnya

Jika MINAT seimbang, maka tentu saja harag akan bergerak dalam RENTANG NILAI PENAWARAN tertentu.
Jika MINAT buyer tinggi, maka RENTANG NILAI PENAWARAN AKAN SEMAKIN MENAIK
Jika MINAT seller tinggi, maka RENTANG NILAI PENAWARAN AKAN SEMAKIN MENURUN
Jika dibalik, maka akan tercipta prinsip keempat :
Dominasi transaksi salah satu pelaku pasar akan melemah karena dua hal, Pertama yaitu Ketika salah satu pelaku pasar tidak dapat menerima harga diatas harga tertinggi atau dibawah harga terendah yang terjadi. Kedua, yaitu Ketika volume transaksi yang dilakukan pelaku pasar di pasar mata uang jumlahnya sedikit atau kecil. Dan kecil atau sedikitnya volume transaksi yang terjadi ini, kemungkinannya hanya ada dua hal, yaitu pertama mungkin karena pelaku pasar yang aktif dipasar mata uang saat itu memang sedikit, dan yang kedua mungkin saja pelaku pasar yang aktif saat itu jumlahnya banyak, tetapu mereka menunggu saat yang tepat untuk bertransaksi di pasar mata uang.
Sehingga akan ditemui transaksi Buy (Hi) yang semakin menurun dan transaksi Sell (Lo) yang semakin menaik. Atau minat pelaku pasar seimbang, sehingga harga akan tetap berada dalam batas-batas Hi dan Lo suatu RENTANG NILAI PENAWARAN.

Proses yang terjadi dalam chart untuk menggambarkan kejadian ini semua adalah proses trending dan flat.

Ketika MINAT buyer tinggi, maka ada momen tertentu dimana buyer mengurangi transaksinya,, atau pun menutup transaksinya,, ataupun seller melakukan transaksi sehingga akan tercipta suatu batas harga terendah yang nilainya tidak lebih rendah dari transaksi sebelumnya.
Batas harga terendah inilah yang selanjutnya menjadi batas LOW RENTANG NILAI PENAWARAN SELANJUTNYA.
Mengapa?
Karena minat pelaku pasar hanya sampai pada nilai tersebut.

Dan sebaliknya
Ketika MINAT seller tinggi, maka akan ada momen tertentu dimana seller mengurangi transaksinya,, ataupun menutup transaksinya,, ataupun buyer melakukan transaksi, sehingga akan tercipta suatu batas harga tertinggi yang nilainya tidak lebih tinggi dari transaksi sebelumnya

Prinsip kelima:
Dominasi transaksi dan melemahnya dominasi transaksi yang terjadi secara akumulasi membentuk dua kondisi pergerakan harga yaitu kondisi trending dan kondisi sideways. Kedua kondisi ini secara teknis dapat dilihat dengan mengamati bentuk distribusi data yang terbentuk baik secara visual maupun menggunakan prinsip pengukuran.

Kondisi tending adalah kondisi dimana RENTANG NILAI PENAWARAN YANG DITAWARKAN BERUBAH sehingga MINAT pelaku pasar akan membentuk RENTANG NILAI PENAWARAN BARU

Sunday, October 12, 2014

Kondisi Flat adalah kondisi Emas

Kira-kira seperti itulah Kang Gun dan beberapa temen lain menuliskan. Bahkan menurut temenku, KG tuh dah berbusa-busa menyampaikan bahwa kondisi Flat adalah kondisi yang dicari. Temen yang lain menuliskan, bahwa flat itu kondisi yang ditunggu, kalau trending ya tinggal main, atau jadi intraday trader atau swinger. Hehe...

Dihari minggu ini, saya coba review lagi mengenai kondisi Flat ini. Kondisi Flat ini bisa juga disebut kondisi normal, dimana di dalam proses nyatanya atau yang menjadi pijakan atau acuan harga yang dipakai oleh broker-broker lewat aplikasi mt4 atau aplikasi-aplikasi lainnya, itu kedua pihak yang melakukan transaksi-transaksi ini dalam kondisi seimbang atau tidak ada yang dominan dalam melakukan transaksi. Pihak yang bertransaksi tidak lain dan tidak bukan adalah Buyer dan Seller. Buyer adalah pihak yang melakukan transaksi buy atau menutup transaksi sell, sedangkan Seller adalah pihak yag melakukan transaksi sell atau menutup transaksi buy.

Kondisi Flat atau Normal adalah kondisi yang paling enak melakukan strategi apa saja karena batas failed atau risk levelnya jelas, mau buka posisi buy dibawah area normal atau sell diatas area normal, atas bawah sikat alias OP 69, risknya jelas yaitu ketika area ini sudah mulai terlihat berubah, berpindah area normal atau ketika kondisinya menjadi ubnormal karena salah satu pihak sudah kembali dominan. Atau pun para trader yang menerapkan strategi breakout, akan sangat kelihatan jelas area pending order atau order langsungnya yaitu diluar batas-batas area normal atau flat ini.
 


Thursday, October 2, 2014

Tentang Rentang Harga

Cukup simpel, tapi bisa bikin botak kepala kalau dah mikirin rentang harga yang menguntungkan hahaha.....

Sebenarnya sebagai pedagang, kita harus tahu sedang bermain di rentang harga yang mana, ini komoditi, barang atau jasa yang kita geluti. Kalau di bisnis yang sudah saya pelajari yaitu di pertukaran antar mata uang spot alias forex online, rentang harga selalu berubah, karena pelakunya sangat banyak dan kepentingannya pun sangat amat beragam, cakupannya satu bola bumi ini, aih... aih.... bisa tambah lebar nih jidat hahaha....

Yah ternyata forex juga seperti dagang bawang, dagang beras yang selalu ada rentang harganya. Rentang harga yang bisa diterima oleh pembeli dan penjual.

Diforex ini, rentang harganya memiliki rentang harga yang sangat dinamis, tiap menit bisa berubah range atau rentang harganya. Lha terus piye bagaimana kepriben kepriwe kumaha? Disinilah risk profile kita ditempatkan . Mau yang risk lebar atau risk kecil-kecil.

Tapi dari kejarangan rambut saya, saya baru menyadari ternyata forex itu basicnya seperti pedagang pasar tradisional hahaha...

Wis madan butak isih kudu mikir gimana caranya rentang Nilai Penawaran ini terjadi di pasar forex (ForexMarket), Gusti paringono dollar sing kathah.


KG Wave Concept


  1. Satu gelombang penuh terdiri atas satu gelombang naik dan satu gelombang turun, dimana satu gelombang pertama sifatnya sebagai gelombang aksi dan gelombang kedua sifatnya sebagai gelombang reaksi.
  2. Sebuah gelombang terbentuk dari akumulasi sekelompok gelombang yang lebih kecil, dimana arah gelombang yang terbentuk ini mengikuti akumulasi terbesar dari gelombang-gelombang kecil yang membentuknya
  3. Sebuah gelombang yang sudah terbentuk, pengaruhnya masih akan berdampak pada gelombang-gelombang setelahnya selama gelombang-gelombang baru yang terbentuk tersebut nilai peak dan valleynya tidak melebihi nilai peak dan valley gelombang yang sudah terbentuk atau dengan kata lain, jika gelombang-gelombang baru masih berada didalam gelombang besar, maka gelombang besar tersebut masih berpengaruh pada gelombang-gelombang didalamnya.

Tentang Pengukuran Pergerakan Harga

1.Trend diacuan mana?
2.Harga digerakkan para pelaku pasar yang melakukan transaksi
   Ikuti kecenderungannya, bisa dengan MA (Moving Average) atau Bollinger Band
3.Standar deviasi
   Didalam standar deviasi 1 = Harga terdistribusi normal
4.MA dan Bollinger Bands sebagai batas dinamis yang akan selalu menjadi pusat perhatian
   Batas -batas dinamis yang dimaksudkan disini adalah level-level yang mungkin dicapai oleh harga dan
   menjadi batas pergerakannya
   Maksudnya, batas-batas ini kita gunakan untuk mengamati dan menentukan apakah harga akan bergerak
   terus dengan menggunakan MA-MA yang kita gunakan sebagai petunjuknya tentu saja.
5.Kondisi pergerakan harga = Trending dan Flat
   Trending = harga bergerak diluar batas upper dan lower bollinger bands standar deviasi 1
   Flat = kondisi ketika harga bergerak diantara lower dan upper bollinger bands standar deviasi 1
   Alat untuk mengukur ---> KG Flat Detektor
6.Abaikan arah yang ditunjukkan oleh MA-MA yang sedang dalam kondisi Flat
   dan mengalihkan fokus ke arah MA yang lebih kecil dan MA yang leboh besar sebagai panduan
   Dan untuk MA-MA yang sedang dalam kondisi Flat, maka fokus perhatian kita pusatkan pada
   upper dan lower bollinger bands standar deviasi 1 nya
7.Entry dan exit position kita lakukan berdasarkan MA yang kita jadikan acuan
   dan melakukannya ketika MA acuan kita tersebut berada dalam kondisi Flat
8.Keteraturan/pengulangan pola Flat dan Trending